Kembali
dengan “malam”
yang sudah
menjadi keseluruhanku, “siang dan malam” ku
Kau
tau,
tak
ada yang bisa kuhitung, selain dentingan waktu
dentingan
yang lamban tapi terlalu gaduh
aku
mendengar yang lebih lamban,
lantunan
gerimis yang lirih
bisikan
angin lembut
bahkan
bayang dengus nafasmu
Karna
kita berjarak pandang
Terasa
sunyi,
Ricuh,
bahkan saat aku bernafas.
Lantas
kututup mata dan kubungkam semua lalu lalang
Ini
terasa indah, ketika hanya mengintaimu dari jauh
Hanya
menikmati bekas goresan rasa yang tertinggal di seluruh tubuhku
Tanpa
kecuali
Hangat
Sangat
rapat…….
Dan
kembali dingin
Saat
aku mengeluh Asa
Dengan
dentingan waktu
Kini
aku bercinta dengan abjad
0 komentar:
Posting Komentar